INFO BARU

Senin, 20 September 2010

NEWS FOR THE MOESLEM

Dalam al-Qur’an, Allah mengungkapkan suatu rahasia tentang kematian, yang tidak diketahui oleh banyak orang — bahwa saat kematian yang dialami oleh seseorang sesung¬guhnya tidaklah sebagaimana yang dilihat orang lain. Allah menceritakan kepada kita dalam al-Qur’an, sebagai berikut:

“Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, padahal kamu ketika itu melihat, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu. Tetapi kamu tidak melihat.” (Q.s. al-Waqi‘ah: 83-5).

Rahasia lain yang diungkapkan Allah ten¬tang kematian adalah bahwa saat kematian itu bagi orang-orang kafir merupakan penga¬laman yang mengerikan dan menyeng¬sara¬kan. Tetapi orang-orang di sekitarnya tidak dapat menyaksikan kengerian itu. Allah me¬nya¬takan kenyataan ini dalam ayat-Nya sebagai berikut:

“Dan siapakah yang lebih zalim dari¬pada orang yang membuat kedustaan terha¬dap Allah atau yang berkata, ‘Telah diwahyu¬kan kepada saya,’ padahal tidak ada diwah¬yu¬kan sesuatu pun kepadanya, dan orang yang berkata, ‘Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah.’ Alangkah dah¬syat¬nya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam te¬kan¬an-tekanan sakaratul-maut, sedang para malai¬kat memukul dengan tangannya, sambil ber¬kata, ‘Keluarkanlah nyawamu.’ Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat meng¬hinakan, karena kamu selalu menga¬takan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyom¬bongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (Q.s. al-An‘am: 93).

“Dan janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki akan mengazab mereka di dunia dengan harta dan anak-anak itu dan agar melayang nyawa mereka, dalam keada¬an kafir.” (Q.s. at-Taubah: 9).

Berdasarkan rahasia yang diungkapkan dalam al-Qur’an, seorang kafir tampaknya saja mati dalam keadaan tenang di tempat tidurnya. Kelihatannya bagi orang-orang yang ada di sekitarnya ia sama sekali tidak mengalami kesakitan atau penderitaan pada saat kematiannya, kecuali matanya hanya ter¬tutup. Namun, Allah memberi tahu kita bahwa seorang kafir merasakan penderitaan yang dahsyat yang tidak dapat kita saksikan. Bagaimana para malaikat mencabut nyawa orang-orang kafir dijelaskan dalam al-Qur’an sebagai berikut:

“Bagaimanakah apabila malaikat menca¬but nyawa mereka seraya memukul muka mereka dan punggung mereka? Yang demi¬kian itu adalah karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemur¬kaan Allah dan (karena) mereka membenci apa yang diridhai-Nya; sebab itu Allah meng¬hapus amal-amal mereka.” (Q.s. Muham¬mad: 27-Cool.
“Kalau kamu melihat ketika para mala¬ikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka mereka dan belakang mereka, ‘Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar. Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Sesung¬guhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-Nya’.” (Q.s. al-Anfal: 50-1).

Sebagai kebalikan dari kematian yang menyengsarakan yang dialami orang-orang kafir, orang-orang beriman mengalami kema¬tian dengan sangat mudah. Misalnya, seorang beriman yang berperang di medan peperangan di dekat nabi, kemudian ditikam dengan pedang, ia terbebas dari semua rasa takut, ia meng¬alami saat kematian yang damai. Seba¬gaimana diberitakan oleh Allah dalam ayat tersebut, nyawa orang-orang yang ber¬iman akan dicabut dalam keadaan suci dan mereka akan disambut oleh malaikat dengan salam dan berita gembira. Allah menjelaskan kema¬tian orang-orang beriman sebagai berikut:

“Orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan, ‘Salaamun’alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan’.” (Q.s. an-Nahl: 32). (sumber:berita baru.blogspot.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar